ANDA MEMASUKI WILAYAH ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR KERAMIK MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI                                     LSPro BBK Melayani Jasa Layanan Sertifikasi Industri Hijau

Asosiasi

Pasar bisnis keramik mulai membaik

Input By: Sukiyo | Posted on: 2016-02-19 10:39:18

 JAKARTA. Pasar keramik mulai menggeliat di awal tahun 2016. Bergulirnya proyek infrastruktur dan properti di awal 2016 membuka peluang kenaikan permintaan produk keramik.

Selama Januari 2016 saja, penjualan keramik naik 15%-20% ketimbang penjualan keramik periode yang sama tahun 2015.

Meski kenaikan tersebut belum bisa disebut cerminan kenaikan permintaan tahun 2016, Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Keramik dan Aneka Industri (ASAKI) Hendrata Atmoko berharap, kenaikan penjualan bisa berlangsung sampai akhir tahun.

“Khusus permintaan di Januari lebih baik ketimbang tahun lalu,” kata Hendrata.

Kenaikan permintaan keramik tersebut berasal dari pasar properti baru yang mulai menggeliat. Selain itu, ada pula kenaikan permintaan keramik untuk kebutuhan dan renovasi bangunan. 

Sekadar gambaran, permintaan keramik dari perusahaan properti berkontribusi sekitar 30% dari permintaan keramik keseluruhan. Adapun 70% permintaan keramik lainnya untuk perbaikan dan renovasi gedung atau properti lainnya. 

Sayang, terkait detail permintaan keramik tersebut, Hendrata mengaku tidak hafal angkanya. "Kenaikan permintaan ini mengacu hasil pembicaraan saya dengan anggota ASAKI," kata dia.

Meski permintaan mulai naik, kenaikan permintaan keramik awal tahun tersebut belum memenuhi harapan produsen keramik lainnya.

Corporate Secretary PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk Vincentius bilang, kenaikan permintaan masih jauh dari harapan perusahaan mereka.

"Kemungkinan baru akan menggeliat bulan April 2016," terang Vincentius.

Tahun ini, manajemen Intikeramik Alamsari Industri menargetkan pertumbuhan penjualan 10%-15%. Tahun lalu, Intikeramik Alamasri Industri mencatat penurunan produksi karena sepinya penjualan. 

Dampak sepinya penjualan membuat produksi keramik mereka hanya seperempat dari kapasitas terpasang yang mencapai 6 juta meter persegi (m²) per tahun. Itu artinya, kapasitas produksi terpasang Intikeramik Alamsari hanya 1,5 juta m² per tahun.

Penurunan produksi juga berimbas pada operasional IKAI. Dari semula beroperasi 24 jam selama tujuh hari, akhir tahun 2015, manajemen IKAI hanya beroperasi lima hari dan menghentikan operasi pabrik pada hari Sabtu dan Minggu. 

Karena jumlah pekerjaan turun, tahun lalu manajemen IKAI juga mengurangi tenaga outsourcing separuh dari tenaga outsourcing, sekitar 100 orang karyawan.
Granit masih lesu

Jika permintaan keramik naik di awal tahun 2016, kondisi berbeda justru dialami granit. Hendrata menyebutkan, pasar granit dalam negeri masih lesu karena produk granit impor dari China masih merajalela. Alhasil, penjualan granit milik produsen dalam negeri masih suram.

Hendrata menyebutkan, saat ini perusahaan keramik lokal telah mengurangi produksi, salah satunya PT Asri Panca Warna dengan merek granit Indogress yang telah memangkas produksi sekitar 20%-40%. 

Hendrata, yang juga Vice President Director PT Asri Panca Warna, bilang, maraknya impor granit China menyulitkan mereka mencetak penjualan. Sebelum tahun 2015, permintaan granit bulanan bisa 1,3 juta m². "Belakangan ini hanya sekitar 600.000 m²-700.000 m² per bulan," kata Hendrata. 

Dari sisi harga, granit dari China lebih murah 10%-15% ketimbang granit lokal. “Sudah jelas konsumen memilih yang murah,” tambahnya.

Selain PT Asri Panca Warna, Indonesia memiliki tiga perusahaan granit lain yang dua diantaranya tutup karena rugi.  Namun sayang, Hendrata enggan menyebutkan nama perusahaan tersebut. .

Sumber : http://industri.kontan.co.id