Asosiasi

Prospek bisnis keramik masih menarik

Input By: Staf TI | Posted on: 2018-11-14 17:03:12

Di tengah kelesuan permintaan pasar, sejumlah produsen keramik mesti mengatur siasat bisnis. Produsen tetap meyakini penjualan hingga akhir tahun nanti akan terangkat lewat strategi mendorong penjualan domestik.

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) mencatat pembatasan 500 item produk impor bisa menjadi peluang bagi industri keramik nasional untuk tetap tumbuh.

PT Arwana Citramulia Tbk (ARNA), misalnya, memproyeksikan penjualan pada tahun ini tumbuh 13% hingga 15% menjadi Rp 1,95 triliun hingga Rp 1,99 triliun, meski permintaan masih lesu. Sepanjang 2017, ARNA meraih penjualan Rp 1,73 triliun.

Direktur PT Arwana Citramulia Tbk, Edy Suyanto mengatakan target penjualan sepanjang 2018 bisa menanjak lantaran banyak ditopang strategi perusahaan, seperti fokus pada segmen kelas menengah ke atas melalui merek Uno ukuran baru 50x50 dan 25x50. "Kemudian kami launching ukuran 25x25. Itu varian baru dengan teknologi digital printing," ujar dia kepada KONTAN, Senin (12/11).

Emiten berkode saham ARNA di Bursa Efek Indonesia ini juga terus memperluas area pemasaran baru dengan membuka kantor pemasaran, seperti di Aceh dan kota Singkawang melengkapi 46 subdistributor Arwana.

Jaringan gerai Arwana sudah mencapai 27.000. Saat ini manajemen ARNA sedang menambah pabrik di Palembang, Sumatra Selatan. Strategi menambah fasilitas produksi lantaran saat ini pabrik keramik Arwana sudah terpakai hingga 100%, di mana kapasitas pabrikan mencapai 57 juta meter persegi (m) per tahun. "Kami memproyeksikan pertumbuhan tahun depan kurang lebih 10%," kata Edy.

Target penjualan

Selain ARNA, PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) meyakini pada tahun ini memperoleh pertumbuhan pendapatan. Direktur CAKK, Juli Berliana menjelaskan, menjelang akhir tahun manajemen masih optimistis target pendapatan terus bertumbuh. "Kami memproyeksikan menjadi Rp 260 miliar pada tahun 2018," kata Juli kepada KONTAN, Jumat (9/11) lalu.

Target penjualan Cahayaputra pada tahun ini tumbuh 23% dibandingkan realisasi penjualan tahun lalu senilai Rp 212 miliar. Perusahaan ini masih akan fokus menggarap pasar domestik. "Cahayaputra masih mengincar pasar perumahan dan pengembang," ungkap Juliana.

CAKK saat ini baru memiliki satu pabrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi 9,18 juta unit per tahun. Dalam dua tahun ke depan, manajemen mengharapkan kapasitas produksi meningkat hingga 30% dengan menambah mesin. Berdasarkan catatan KONTAN, pada tahun ini CAKK sudah mengalokasikan belanja modal Rp 18 miliar, yang mayoritas penggunaannya untuk membeli dan meremajakan mesin baru.

Ketua Umum Asaki Elisa Sinaga menjelaskan, produsen tak banyak mengubah strategi. Meski kondisi makro masih lesu, mereka tetap fokus pada produksi dan penjualan. Hal ini lantaran kebutuhan pasar lokal yang lumayan besar. "Kami belum mempunyai strategi lain kecuali fokus pada produksi dan penjualan saja," kata dia.

Elisa melihat proyek properti belum tumbuh progresif dan menyerap produk mereka. Meski begitu, pada akhir tahun ini produsen keramik tetap akan ekspansi di beberapa daerah.

Sumber : Kontan