Banyaknya tanah liat yang melimpah di kawasan Kecamatan Plered dan Tegalwaru menjadi nilai tambah bagi warga setempat. Oleh karenanya tanah liat ini perlu dikembangkan lagi agar bisa menghasilkan produk-produk baru.
Seperti diketahui dua tempat tersebut menjadi pusat kerajinan keramik seperti vas bunga dan genting selama ini. Bahkan hasilnya sudah diekspor ke mancanegara terutama kawasan Eropa, Amerika, Jepang dan Jazirah Arab.
Menanggapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Purwakarta pun tidak tinggal diam. Pemerintah bahkan kini akan menyiapkan tempat penelitian dan pengembangan (litbang) di sekitar lokasi. Bahkan litbang ini pun juga bisa dijadikan objek wisata edukasi.
Kepala Bidang Pariwisata dan Kebudayaan di Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Budaya Kabupaten Purwakarta, Heri Anwar membenarkan hal ini. Menurutnya, selama ini litbang keramik Plered kerap dikunjungi wisatawan dari luar maupun dalam kota. Terutama pelajar yang ingin mengetahui cara dan teknik pembuatan kerajinan kriya.
"Litbang tersebut menjadi lokasi wisata, sekaligus sarana edukasi. Di lokasi ini, pengunjung juga bisa sekaligus belajar cara membuat berbagai kerajinan kriya. Kebanyakan, yang datang itu pelajar," ujar Heri saat diwawancarai pada Jumat 9 November 2018.
Heri menjelaskan, di wilayahnya terdapat tiga jenis produk keramik yang diciptakan. Yakni, keramik kontruksi, yang terdiri dari genteng, loster, bata merah dan lain-lain. Kemudian, keramik tradisional terdiri dari pot, kendi, ulekan serta pendil. Serta, keramik hias dan fungsi.
Dia berharap, dengan adanya litbang sebagai sarana wisata dan edukasi, kerajinan kriya khas Purwakarta bisa disukai dan dicintai para generasi muda. Sehingga, ada regenerasi para pembuat kerajinan itu. "Kita ingin, gerenasi muda banyak yang berminat jadi perajin keramik," ujarnya.
Hal senada dikatakan Kepala UPTD Penelitian dan Pengembangan Keramik Plered, Bambang Mega Wahyu. Menurut Bambang, sejak beberapa tahun ini ekspor kerajinan kriya khas Plered menunjukan tren yang positif. Bahkan, dalam kurun waktu empat tahun terakhir ekspor kerajinan khas wilayah tersebut terus mengalami peningkatan.
"Selama ini, permintaan pasar ekspor cukup tinggi. Bahkan setiap tahunnya, terus mengalami peningkatan yang signifikan. Tak hanya itu saat justru nilai tukar rupiah melemah, para pengrajin justru mendapat keuntungan berlebih," ujar Bambang.
Terkait kerajinan kriya yang diekspor tersebut, dia menambahkan, mayoritas merupakan keramik hias dan vas fungsi. Seperti vas bunga. Keramik ini, banyak diminati oleh warga Amerika, negara-negara di Eropa serta Jepang.
Salah seorang pengrajin Heru Kurniawan (35) juga mengaku senang dengan adanya litbang ini. Karena dengan litbang tersebut justru amat menguntungkan para pengrajin dalam pengembangan ide.
"Litbang sering menyediakan contoh-contoh keramik baru. Sehingga mempermudah kami dalam pengembangannya, kreasinya pun bervariasi, dari gaya Eropa, Jepang bahkan khas Indonesia," katanya.
Oleh karena itu Heru pun berterima kasih atas kerjasama dari pemerintah setempat. Khususnya Disporaparbud yang sangat memperhatikan nasib para pengrajin. "Jumlah pengrajin pun kini bertambah, namun penjualan terus stabil," katanya..***
Sumber : Pikiran Rakyat