Emiten produsen keramik PT Arwana Citramulia Tbk. berencana meningkatkan kapasitas pabrik pada semester pertama tahun ini dari saat ini 58 juta meter persegi per tahun menjadi 64 juta meter persegi per tahun.
President Director and CEO PT Arwana Citramulia Tbk Tandean Rustandy menyampaikan perseroan memproduksi keramik kelas kecil dan menengah dan permintaan produk tersebut kian meningkat. Perseroan meningkatkan efisiensi untuk dapat menjaga daya saing di pasar domestik.
"Saat ini kami masih memiliki kapasitas idle sebesar 5 juta meter persegi. Salah satu yang baru saja kami produksi adalah kerami dengan ukuran 25cmx35cm. Produk ini yang membantu mengangkat pendapatan kami tahun ini," jelas Tandean di Jakarta, Senin (22/1).
Tandean menjelaskan untuk menambah kapasitas pabrik tersebut, perseroan menganggarkan belanja modal pada 2018 sebesar Rp200 miliar. Adapun, pabrik yang akan ditambah kapasitas produksinya adalah pabrik di Palembang.
Arwana Citramulia tidak mengeluarkan capex besar karena menurut perseroan, investasi hanya berupa penambahan mesin karena operasional akan dilaksanakan di gedung yang sudah terbangun.
Menurut Tandean, pertumbuhan permintaan keramik di Sumatra sangat pesat, apalagi ditambah sejumlah ruas yang sudah diresmikan pemerintah. Jika kapasitas tambahan dapat dipasarkan pada 2019, produk keramik diyakini dapat didistribusikan dengan efisien ke kota-kota di Sumatra.
Saat ini, nilai kapitalisasi pasar ARNA mencapai Rp65,8 miliar. Salah satu beban pokok terbesar perusahaan adalah biaya logistik yang besar dan biaya energi yang menyumbang beban produksi hingga 30%. Harga gas sektor keramik di Indonesia saat ini mencapai US$10 per mmBtu.
Dengan kenaikan kapasitas produksi dari 58 juta meter persegi menjadi 64 juta meter persegi, Arwana Citra menargetkan nilai penjualan pada tahun ini dapat mencapai Rp1,9 triliun, dari capaian 2017 yang sekitar Rp1,7 triliun.
Sepanjang 2017, Arwana Citramulia memproyeksikan pendapatan sebesar Rp120 miliar. Mengandalkan penguatan pasar dari peningkatan produksi. Saat ini, Arwana terhubung langsung dengan 26.000 mitra penjual untuk memasarkan produk keramik perseroan.
"Banyak yang sebut sektor properti turun tapi penjualan kami tidak [tidak mengalami penurunan]. Saat 2015 penjualan sempat menurun tapi bukan karena sektor properti lemah, tapi karena waktu itu penyerapan APBN tidak lancar," terang Tandean.
Untuk dapat menjaga margin sesuai, Arwana Citramulia berkomitmen fokus menggenjot efisiensi. Saat ini, Arwana Citramulia dapat memproduksi 1,78 meter persegi keramik per MMBtu keramik.
Adapun, selain masih menghadapi tingginya harga gas domestik, pelaku industri keramik nasional juga dituntut bersaing dengan produk keramik impor asal China yang masif masuk ke Tanah Air.
Sumber : Bisnis Indonesia