Asosiasi

Penyelidikan safeguard impor keramik dimulai

Input By: Staf TI | Posted on: 2018-04-05 16:52:20

Industri keramik dalam negeri sedikit bisa bernafas lega. Upaya meredam lonjakan impor dengan mengajukan tindakan pengamanan perdagangan (safeguards) diterima Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI).

Tercatat, sejak 29 Maret 2018 KPPI mulai melakukan penyelidikan safeguards atas lonjakan volume impor ubin keramik yang masuk ke Indonesia. “Dari bukti awal permohonan yang diajukan pada 26 Maret 2018 lalu, KPPI menemukan adanya lonjakan volume impor barang ubin keramik," kata Kepala KPPI Mardjoko, Rabu (4/4).

Ada beberapa indikasi yang mengakibatkan ancaman kerugian serius bagi industri keramik dalam negeri. Di antaranya, peningkatan jumlah barang yang tidak terjual, serta penurunan  volume produksi dan penjualan domestik.

Selain itu, lonjakan impor keramik ini telah berimbas pada berkurangnya jumlah tenaga kerja lantaran menurunnya produktivitas dan kapasitas terpakai pabrik. Kerugian finansial bagi industri keramik lokal juga tidak dapat terhindarkan lagi.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam tiga tahun terakhir, yakni tahun 2015 sampai 2017, volume impor ubin keramik terus meningkat. Rata-rata kenaikan volume impor ubin keramik sebesar 21,1% per tahun.

Tahun 2015, impor ubin keramik tercatat sebanyak 861.341 ton. Jumlah itu terus naik menjadi 1,07 juta ton ditahun 2016. Sedangkan, di tahun 2017 impor keramik menyentuh 1,26 juta ton. “Dari data tersebut dapat melihat kenaikan impor sebesar 46,5% pada tahun 2017 dibandingkan tahun 2015,” tandas Mardjoko.

Negara asal impor ubin keramik antara lain China, Vietnam, Thailand dan Malaysia. Perinciannya, volume impor ubin keramik terbesar berasal dari China, dengan pangsa impor sebesar 97,19% dari total impor ubin keramik Indonesia tahun 2015. Tahun 2016, pangsa pasarnya meningkat sebesar 98,84%. Namun, di tahun 2017 porsi impor keramik asal negeri Panda itu turun tipis menjadi 96,03%.

Industri mendukung

Dimulainya proses penyelidikan safeguard impor keramik ini tentu menjadi angin segar bagi pelaku industri dalam negeri. Edy Suyanto, Wakil Ketua Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) berharap, proses ini dapat segera diselesaikan, sehingga impor ubin keramik dapat ditekan.

Bila terbukti terjadi kecurangan pada produk keramik impor sehingga safeguard diterapkan, maka produksi keramik domestik akan kembali bergairah. Menurut Edy, meningkatnya produk impor sangat mempengaruhi kinerja industri keramik dalam negeri. "Perkiraan Asaki tahun 2017 tingkat utilisasi produksi nasional hanya sekitar 70%," katanya.

Senada, Sekretaris Perusahaan PT Keramika Indonesia Asosiasi Tbk Verawaty Trisno Hadijanto mengharap, penyelidikan safeguard ini membuat industri lokal terangkat lagi. "Semoga keramik lokal dapat berkembang lagi," imbuhnya.

Sumber : Kontan