ANDA MEMASUKI WILAYAH ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR KERAMIK MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI                                     LSPro BBK Melayani Jasa Layanan Sertifikasi Industri Hijau

Asosiasi

Dibutuhkan: Tenaga Ahli Keramik

Input By: Dwiyogo Prasetyo | Posted on: 2017-07-25 10:00:04

SUBANG, (PR).- Tenaga ahli bidang keramik di Indonesia sangat minim. Padahal, jumlah industri keramik di Indonesia cukup banyak dan membutuhkan banyak tenaga kerja. Tak sedikit industri keramik saling bajak pegawai karena kekurangan tenaga ahli.

Balai Besar Keramik Bandung berupaya mengatasi kesenjangan itu. Mereka menggelar pelatihan yang diikuti puluhan guru SMK se-Pulau Jawa. Harapannya, mereka nantinya bisa menyiapkan lulusan SMK agar keahliannya sesuai kebutuhan industri.

Hal itu dikatakan Kepala Balai Besar Keramik (BBK) Bandung, Supomo. Ia ditemui saat bersama rombongan peserta diklat mengunjungi pabrik keramik PT Gemilang Mitra Sejahtera di Desa Wantilan, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang. Dia mengungkapkan, saat ini industri keramik kesulitan mendapatkan tenaga ahli yang paham dunia keramik. Umumnya pemenuhan tenaga kerja ahli dengan merekrut dari industri yang sudah ada. Itu terjadi akibat terbatasnya tenaga ahli, termasuk lulusan SMK yang menggeluti keramik kenyataannya ketika lulus keahliannya tak sesuai kebutuhan industri.

"Kebanyakan industri keramik 20 persen tenaga ahlinya membajak dari industri lain yang sudah ada. Sisanya mereka harus melatih tenaga kerja baru selama berbulan-bulan dari nol," ujarnya.

 

Penuhi kebutuhan industri keramik

Dikatakan, upaya menjembatani kebutuhan industri dan kesiapan tenaga kerja utamanya lulusan SMK, Balai Besar Keramik telah menggelar program pendidikan dan latihan diikuti 30 guru bidang studi keramik yang mengajar di 14 SMK di wilayah Pulau Jawa. Diklat selama 10 hari, mulai 17 Juli 2017 meliputi pengayaan teori dan praktik lapangan, termasuk kunjungan ke industri dan melihat langsung aktivitas produksi.

"Hari ini peserta praktik lapangan, melihat langsung produksi keramik di Subang. Harapan kami seusai diklat para guru mentransformasikan ilmu yang didapat ke siswanya, sehingga keahlian siswa saat lulus bisa sesuai kebutuhan industri," ujarnya.

Menurut dia, program ini merupakan implementasi Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Kejuruan. Sebab, saat ini dari data ada sebanyak 12.000 SMK di Indonesia, kenyataannya hanya 2.000-an yang memiliki link and match dengan industri.

"Khusus kebutuhan tenaga kerja ahli di bidang industri keramik, terutama ubin masih terbuka lebar. Selain pasar keramik nasional masih cukup besar, kini terdapat 58 perusahaan skala besar dengan total kapasitas terpasang 537.158.380 meter persegi per tahun, dan tenaga kerjanya sebanyak 61.195 orang," ujarnya.

Transfer ilmu untuk siswa

Nining dan Novani guru SMKN 5 Bandung, mengatakan selama diklat banyak mendapat pelajaran ihwal pengetahuan bahan baku keramik, teknologi proses pembuatan keramik, teknik penglasiran, pembakaran dan manajemen pemasaran. "Kami juga diberi materi praktik 50 persen dan kunjungan langsung ke pabrik keramik. Banyak pelajaran dan pengalaman baru bidang perkeramikan yang kami dapat, nanti kami transfer ke siswa," ujarnya.

Kepala Pabrik PT Gemilang Mitera Sejahtera, Manan, mengapresiasi diklat keramik yang dilakukan Balai Besar Keramik Bandung. "Kami berharap, nantinya tak lagi terjadi aksi saling bajak tenaga ahli kalau tenaga ahlinya sudah memadai," katanya.

Ia mengungkapkan, akibat kurangnya tenaga ahli, pihaknya terpaksa harus melakukan pelatihan bagi karyawan. Mereka dilatih mulai dari nol sehingga butuh waktu hingga siap bekerja. "Butuh waktu 6 bulan, dari nol hingga mahir, sehingga mereka siap bekerja," ujarnya.***

 

 

Sumber : Pikiran Rakyat