ANDA MEMASUKI WILAYAH ZONA INTEGRITAS BALAI BESAR KERAMIK MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH MELAYANI                                     LSPro BBK Melayani Jasa Layanan Sertifikasi Industri Hijau

PENGARUH PENAMBAHAN BIOPOLIMER PADA GEOPOLIMER BERBASIS FLY ASH TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON RENDAH ST-37

PENGARUH PENAMBAHAN BIOPOLIMER PADA GEOPOLIMER BERBASIS FLY ASH TERHADAP LAJUKOROSI BAJA KARBON RENDAH ST-37

1Program Studi Teknik Material, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

2Departemen Keramik Maju, Gelas dan Enamel, Balai Besar Keramik, Kementrian Perindustrian Indonesia, Bandung 40272, Indonesia.

3Laboratorium Pemrosesan Material Maju, Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia*Kontak email: lia.asri@material.itb.ac.id

Abstrak

Korosi merupakan masalah yang paling umum dalam penggunaan baja karbon rendah di industri. Luasnya bidang penggunaan, sifat mekanis yang baik, serta harga yang murah menjadi alasan untuk tetap menggunakan baja karbon rendah dibandingkan dengan stainless steel. Salah satu cara pencegahan terjadinya korosi adalah dengan penggunakan coating yang berasal dari material inorganik. Geopolymer berbasis fly ash berpotensi untuk digunakan sebagai coating pada baja karbon rendah, terlebih ketersediaan fly ash yang melimpah di Indonesia. Selain itu nanoselulosa dan kitosan sebagai coupling agent dapat dimanfaatkan sebagai paduan geopolimer untuk meningkatkan performa dari coating geopolimer yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan korosi dari geopolimer sebagai pelapis baja karbon rendah serta pengaruh dari paduan terhadap ketahanan korosi. Fly ash diaktivasi dengan larutan aktivator alkali menghasilkan geopolimer, ditunjukkan oleh material yang mengalami setting dan uji X-Ray Diffraction yang menunjukkan senyawa karakteristik geopolimer, yaitu quartz dan mullite. Ketahanan korosi ST-37 yang dilapisis geopolimer dan paduannya diuji dengan metode imersi dan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Hasil pengujian imersi menunjukkan bahwa spesimen baja karbon rendah yang dilapis dengan coating geopolimer dan paduannya tidak mengalami korosi namun terdapat fenomena leaching larutan aktivator sisa yang tidak bereaksi sehingga nilai laju korosi yang didapatkan buruk karena laju korosi didasarkan pada penghitungan berat yang hilang. Pada hasil pengujian korosi dengan EIS, baja karbon rendah ST-37 yang dilapisi dengan coating geopolimer memiliki laju korosi yang jauh lebih rendah dibandingkan baja karbon rendah tanpa pelapisan. Penggunaan nanoselulosa pada coating geopolimer menurunkan jumlah porositas yang terlihat pada hasil SEM. Bedasarkan pengujian korosi pada larutan artificial brine, maka dapat disimpulkan penggunaan kitosan pada coating geopolimer memiliki hasil yang paling baik dalam meningkatkan ketahanan korosi baja karbon rendah ST-37.

Kata kunci: Coating, Geopolimer, Korosi, Fly Ash, Kitosan, Nanoselulosa